KEPUASAN KONSUMEN
A.    Pengertian
Kepuasan  konsumen sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif  menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah  produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan atau  pemakaiannya. Pengertian secara umum Kepuasan Konsumen  adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah  perusahaan yang sesuai dengan harapannya. Pelanggan merasa puas kalau  harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka  terlampaui. Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama,  membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan  pembicaraannya menguntungkan perusahaan. Dalam rangka menciptakan  kepuasan pelanggan, produk yang ditawarkan organisasi atau perusahaan  harus berkualitas, kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk  yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan.
Dalam kaitannya dengan kepuasan konsumen atau pelanggan, kualitas memiliki beberapa dimensi pokok, tergantung pada konteksnya. Dalam kasus pemasaran barang, ada delapan dimensi utama yang biasanya digunakan (menurut Gregorius Chandra 2002), yaitu :
Dalam kaitannya dengan kepuasan konsumen atau pelanggan, kualitas memiliki beberapa dimensi pokok, tergantung pada konteksnya. Dalam kasus pemasaran barang, ada delapan dimensi utama yang biasanya digunakan (menurut Gregorius Chandra 2002), yaitu :
1.      Kinerja (performance) : karakteristik operaasi dasar dari suatu produk, misalnya kecepatan pengiriman barang, serta jaminan keselamatan barang.
2.      Fitur (features) : karakteristik pelengkap khusus yang dapat mnambah pengalaman pemakaian produk, contohya minuman gatis pada saat penerbangan.
3.      Reliabilitas :  probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode  waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan, semakin  andal produk bersangkutan.
4.      Konformasi (conformance) :  tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan,  misalnya ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan kereta api.
5.      Daya Tahan (Durability) :  jumlah pemakaian produk sebelum produk bersangkutan harus diganti.  Semakin besar frekuensi pemakaian normal yang dimungkinkan, semakin  besar pula daya tahan produk.
6.       Serviceablility : kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.
7.      Estetika (aesthetics) : menyangkut penampilan produk yang bisa dinilai dengan panca indrea (rasa, bau, suara dst).
8.      Persepsi terhadap kualitas (perceived quality) : kulitas yang dinilai berdasarkan reputasi penjual.misal BMW, SONY dan lain-lain.
Kualitas produk yang dirasakan pelanggan akan menentukan persepsi pelanggan terhadap kinerja, yang pada gilirannya akan berdampak pada kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan mutu, mutu mempunyai dampak langsung pada prestasi produk dan dengan demikian kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pelanggan, bila produk jauh lebih rendah dibanding harapan pelanggan, pelanggan tidak puas. Bila prestasi sesuai dengan harapan, pembeli jasa merasa puas. Bila prestasi melebihi harapan, pembeli jasa merasa amat gembira. Pelanggan yang merasa puas akan membeli ulang dan mereka memberi tahu orang lain mengenai pengalaman baik dengan produk itu. Kuncinya adalah memenuhi harapan pelanggan dengan prestasi perusahan.
Perusahaan  yang cerdik mempunyai tujuan membuat gembira pelanggan dengan hanya  menjanjikan apa yang dapat mereka serahkan, kemudian menyerahkan lebih  banyak dari yang mereka janjikan. 
Dalam  melakukan kegiatan konsumsinya, perilaku konsumen dituntun oleh  tujuannya untuk memperoleh kepuasan. Terdapat beberapa pendekatan  permintaan individu yaitu :
1.      Pendekatan Kardinal
2.      Pendekatan Ordinal
1.      Pendekatan kardinal
Setiap  tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi  semakin kecil. (Kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau  saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun). Hukum ini  menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva, tingkat kepuasan yang  semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.Tambahan kepuasan untuk  tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga  makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh  tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya  jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau  membayar dengan harga murah.
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.
Asumsi seorang konsumen : 
a.       Konsumen harus rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal.
b.      Konsumen punya preferensi jelas akan barang dan jasa.
c.       Terdapat kendala anggaran.
2.      Pendekatan Ordinal
Mendasarkan  pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu  konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang  berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh  karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat  kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan  ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain,  lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh  penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan,  pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif  misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus.
Asumsi seorang konsumen : 
a.       Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya.
b.      Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering.
c.       Konsumen  lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya  semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya  tingkat kepuasan yang dimilikinya.
Pendekatan  ordinal membutuhkan tolok ukur pembanding yang disebut dengan  indeferent kurve. Kurva Indeferent adalah Kurva yang menghubungkan  titik-titik kombinasi dua macam barang yang ingin dikonsumsi oleh  seorang individu pada tingkat kepuasan yang sama.
Referensi :
http://nurdin-piero.blogspot.com/2010/05/pengertian-kepuasan-konsumen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar