Kamis, 20 Januari 2011

EMBRIO KOPERASI DI INDONESIA1

EMBRIO KOPERASI DI INDONESIA1)
A. Semangat Kebersamaan dan Budaya Gotong-Royong
Tidak banyak catatan yang bisa dikuak secara jelas tentang
pertumbuhan awal lahirnya gerakan koperasi di Indonesia, sekalipun
dalam bentuknya yang amat embrional. Tetapi keadaan yang demikian
itu tentunya bukan kemudian berarti bahwa bentuk-bentuk embrional
koperasi kita anggap seolah-olah tidak pernah hadir di bumi Indonesia.
Pada sekitar tahun 1986, Almarhum Prof. Dr. Baharuddin Lopa, SH
(mantan Jaksa Agung RI), yang saat itu menjabat sebagai Kepala
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, menuturkan kepada penulis, yang
saat itu bertugas sebagai Kepala Kantor Wilayah Koperasi Provinsi
Sulawesi Selatan, bahwa menurut catatan lama yang pernah ia pelajari,
sebenarnya prakte-praktek usaha bersama ala koperasi saat ini, sudah
lama dikenal dan dilaksanakan di tengah-tengah masyarakat Wajo,
Soppeng, Bone dan Mandar, yaitu di masa raja-raja setempat berkuasa
beberapa abad yang lain, jauh sebelum ide koperasi dari Eropa masuk ke
masyarakat kita.
Tidak tertutup kemungkinan hal yang sama juga pernah
melembaga di beberapa tempat lain di tanah air di masa-masa lain.
Apalagi kalau dicermati, bahwa kultur sebagian besar masyarakat kita
amat dekat dengan semangat dan jiwa kebersamaan yang melekat pada
jati diri koperasi. Di Indonesia sudah cukup lama dikenal istilah gugur
gunung, kerja bakti, gotong royong, arisan, sinoman dan sebagainya.
B. Perintisan Koperasi di Indonesia
Namun demikian banyak pula yang berpendapat bahwa patih
Purwokerto, R. Aria Wiriaatmaja adalah sosok perintis pendiri Koperasi di
Indonesia.
Awal pertumbuhan koperasi di Indonesia ditandai dengan lahirnya
embrio koperasi yang "dibidani" oleh seorang Patih Purwokerto, Jawa
Tengah, yaitu R. Aria Wiriaatmaja, yang tampaknya sedikit banyak juga

Dikuti dari : http://www.smecda.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar